Aji Narantaka
Beberapa tahun sebelum pecah Baratayuda, tanpa izin dari para Pandawa, Gatotkaca mengajak saudara-saudaranya, para putra Pandawa, mengadakan latihan perang di Tegal Kurusetra.
Latihan perang ini dianggap sebagai provokasi oleh pihak Kurawa. Prabu Anom Duryudana lalu memerintahkan para putra Kurawa di bawah pimpinan Dursala, putra Dursasana, untuk membubarkan latihan perang itu.
Di Tegal Kurusetra Dursala menyampaikan perintah Duryudana untuk bubar. Gatotkaca dan saudara-saudaranya menolak perintah itu. Akibatnya pecah perang di antara mereka. Dalam perang tanding, Dursala menggunakan Aji Gineng, sehingga Gatotkaca toboh, terluka berat. Para putra Pandawa mengundurkan diri dari gelanggang, sedangkan Antareja membawa tubuh Gatotkaca ke tempat yang aman. Antareja lalu mengobati Gatotkaca hingga sembuh.
Setelah sembuh Gatotkaca bertekad untuk membalas kekalahannya. Ia lalu berguru pada Resi Seta. Sang Resi memberinya ilmu sakti bernama Aji Narantaka.
Dalam perjalanan mencari Dursala untuk membalas dendam, Gatotkaca bertemu dengan Dewi Sumpani.
Wanita ini ingin diperistri, tetapi Gatotkaca memberi syarat, jika wanita itu dapat menahan pukulan dengan Aji Narantaka, Gatotkaca bersedia memperistrinya. Dewi Sumpani ternyata kuat, karena itu Gatotkaca menerimanya sebagai istri.
Setelah bersua dengan Dursala, terjadi lagi perang tanding di antara mereka. Dursala kalah dan tewas seketika terkena Aji Narantaka.
Aji Narantaka 2
Di Negara Astina Prabu Duryudana, Patih Harya Sangkuni dan kerabat kerajaan Astina sedang membicarakan perihal berdiamnya keluarga Pandawa di Tegal Kuru Setra, ini menunjukan bahwa negara Astina segera ingin dikuasai lagi pihak Pandawa.
Untuk mengembalikan Negara Astina kepihak Pandawa, Prabu Duryudana merasa sayang dan tidak rela, untuk itu segala daya upaya dicari untuk membinasakan keluarga Pandawa agar tidak selalu mengusik-usik negara Astina yang memang menjadi haknya.
Begawan Dorna lalu mengusulkan agar Dursala muridnya dapat diberi tugas tersebut. Tetapi sebelum Dursala pergi ke Tegal Kuru Setra untuk membinasakan pihak Pandawa, Dursala harus tanding lebih dahulu dengan Prabu Baladewa, sebab Prabu Baladewa menyangsikan kemampuan dan kesaktian R.Dursala.
Setelah perang tanding dengan Prabu Baladewa, maka dengan diiringi bala tentara Kurawa berangkatlah R.Dursala ke Tegal Kuru Setra.
Kedatangan R.Dursala di Tegal Kuru Setra menjadikan keributan dan perkelahian, namun para putra Pandawa dan Pandawa tak satupun mampu menandingi kesaktian R.Dursala. DenganAji Kumbala Geni pemberian gurunya (Pisaca ), R.Dursala mengalahkan semua kerabat Pandawa.
Kemampuan Aji Gineng bila digunakan dan mengenai seseorang, maka orang yang terkena aji Gineng akan hancur lebur, dan R,Gatotkaca terkena aji Gineng tidak mampu menahanya dan gemetar tubuhnya.
Dengan sisa-sisa tenaganya R.Gatotkaca melarikan diri untuk menghadap Resi Seta. Oleh Resi Seta, R.Gatotkaca diberi Aji Narantaka untuk menandingi Aji Gineng milik R.Dursala. Setelah mendapatkan kesaktian dan aji Narantaka, R.Gatotkaca kembali menemui Dursala.
Melihat kedatangan R.Gatokaca, Dursala lalu menghantamnya dengan aji Gineng namun dapat ditangkis dengan aji Narantaka milik Gatotkaca. Benturan Aji Gineng milik R.Dursala dan Aji Narantaka milik R.Gatotkaca menimbulkan suara yang dahsyat. Akhirnya Aji Gineng tidak dapat mengalahkan Aji Narantaka milik Gatotkaca, akibatnya tubuh R.Dursala hancur lebur terkena hantaman Aji Narantaka. Dengan kematian R.Dursala, bala tentara Kurawa kucar-kacir dan melarikan diri kembali ke negara Astina untuk memberi kabar kematian R.Dursala.
Gatotkaca dengan memiliki Aji Narantaka, sesumbar barang siapa wanita yang mampu menahan Aji Narantaka miliknya, ia akan diperistri. Ternyata Dewi Sampani mampu menahan Aji Narantaka miliknya, maka diperistrilah Dewi Sampani dan berputra Jaya Sumpena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar