Kamis, 28 Juni 2012

Banjaran Cerita Pandhawa (45) Tokoh Nakula dan Sadewa


Banjaran Cerita Pandhawa (45) Tokoh Nakula dan Sadewa

  
Sadewa saat menyamar menjadi Tantripala (karya : herjaka HS)
Cerita kelahiran para Pandhawa yang bersumber pada kitab Mahabharata, pada bagian yang disebut Adiparwa menyebutkan bahwa anak Pandu yang keempat, lahir dari Madri atau Madrim, bernama Nakula dan Sahadewa (Adiparwa, 1906: 122).

Nama Nakula sering menjadi Sakula (Sudamala : IV.19). Sahadewa menjadi Sadewa (Sudamala: I,99). Dalam cerita Sudamala, Uma memberi nama Sadewa menjadi Sudamala setela ia diruwat olehnya. (Sudamala: IV.72)
Ketika Pandhawa mengabdi ke Wiratha, Nakula berganti nama Grantika , sedangkan Sadewa berganti nama Tantripala (Wirataparwa , 1912: 11)
Dalam cerita Jawa baru Nakula sering disebut dengan nama Tangsen, sedangkan Sadewa dengan nama Pinten (Mayer, 1924 : 159)
Dalam cerita Sudamala, Sakula atau Nakula memperisteri Soka dan Sadewa memperisteri Padapa, setelah Sadewa menyembuhkan Tambapetra ayah dua perempuan itu (Sudamala: IV. 81).
Dalam cerita lakon Nakula Rabi, Nakula memperisteri Dewi Suyati anak Prabu Kridhakerata raja Ngawuawu Langit (Mangkunagara VII Jilid XXI. 1932: 3)
Dalam cerita Gembring Baring diceritakan Nakula beristeri Ganawati (Gembring Baring: XCVIII.20).
Dalam cerita lakon Sadewa Rabi, Sadewa memperisteri Dyah Dewarsini anak Sang Badhawangan Nala yang bertempat di Toyawangi (Mangkunagara VII Jilid XXI, 1932: 15)
Nakula dan Sadewa boleh dikata tidak banyak diangkat dalam cerita sebagai tokoh utama.. mereka berdua lebih banyak berkedudukkan sebagai tokoh penyerta yang selalu mengikuti Yudhisthira. Seolah-olah mereka menjadi ajudan raja Ngamarta.
Rangkuman mengenai ketokohan Pandhawa
Budaya pewayangan tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa sejak abad sepuluh, dan sekarang masih dicintai oleh masyarakat. Budaya pewayangan yang didukung oleh karyasastra tulis berkembang lewat karya sastra Jawa kuna, Jawa tengahan dan Jawa baru. Karyasastra tulis itu didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan cerita yang bersumber pada cerita Ramayana dan Mahabarata.
Cerita yang bersumber pada kitab Mahabarata (Mahabharata) menampilkan tokoh Pandhawa dan nenek moyangnya, serta keturunannya. Cerita itu dikembangkan dengan mengangkat tokoh Pandhawa (Yudhisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa) dan putra-putranya. Kebanyakan cerita itu masih berpangkal pada sumber asli dan cerita baru direka menurut tujuan penciptaan masing-masing cerita.
Karyasastra Jawa kuna yang memuat cerita tokoh Pandhawa secara kelompok dan perorangan yaitu: kitab-kitab parwa, Parthayajna, Arjunawiwaha, Parthayana dan Bharatayudha. Yang berbahasa Jawa tengahan yaitu: Nawaruci dan Sudamala. Karyasastra Jawa baru yang muncul dan bersumber pada cerita lama, yaitu Mintaraga, Wiwaha Jarwa, Dewaruci, Bimasuci, Bratayudha, Partakrama, Srikandhi Maguru Manah, Bagawan Senarodra. Cerita yang didukung oleh karyasastra dalam bentuk cerita pakem balungan (kerangka cerita dan menampilkan tokoh-tokoh Pandhawa dimuat dalam Serat Padhalangan Ringgit Purwa , Serat Lampahan Ringgit Purwa dan Serat Pakem Ringgit Purwa
Tokoh-tokoh Pandhawa diangkat untuk mencipta cerita dengan menampilkan tokoh Pandhawa secara bersama dan secara perorangan, disusun dalam cerita yang melibatkan tokoh Korawa, Dwarawati, Mandura, Wiratha, raja sabrang dan Kahyangan.
R.S. Subalidinata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar