Tirakat
Manusia jawa(tiyang
Jawi) pada umumnya rela /mau dengan sengaja, menempuh kesukaran dan
ketidaknyamanan untuk maksud-maksud ritual dalam budaya ritual keagamaan, yang
berakar dari pikiran bahwa usaha-usaha seperti itu dapat membuat orang teguh
imannya dan mampu mengatasi kesukaran-kesukaran, kesedihan dan kekecewaan dalam
hidupnya. Mereka juga bahwa orang bisa menjadi lebih tekun, dan terutama bahwa
orang yang telah melakukan usaha semacam itu kelak akan mendapatkan
pahala.Tirakat kadang-kadang dijalankan dengan berpantang makan selain nasi
putih saja (Mutih) pada hari senin dan kamis, dengan jalan berpuasa pada bulan
puasa (Siyam) ada terkadang juga berpuasa selama beberapa hari (Nglowong)
menjelang hari-hari besar Islam, seperti pada Bakda Besar (Bulan pertama
menurut perhitungan orang Jawa), yaitu bulan Sura. Orang Jawa juga mempunyai
adat untuk hanya makan sedikit sekali (tidak lebih daripada yang dapat dikepal
dengan satu tangan) ngepel, untuk jatah makannya selama satu atau dua hari,
atau adat untuk berpuasa dan menyendiri dalam suatu ruangan (ngebleng), bahkan
ada juga yang melakukannya di dalam suatu ruangan yang gelap pekat, yang tidak
dapat ditembus oleh sinar cahaya (patigeni)
Tirakat dapat juga
dijalankan pada saat-saat khusus, misalnya pada waktu orang menghadapi suatu
tugas berat, waktu mengalami krisis dalam keluarga, jabatan, atau dalam
hubungan dengan orang lain, tetapi dapat juga pada waktu suatu masyarakat atau
negara berada dalam suatu masa bahaya, pada waktu terkena bencana alam, epidemi
dan sebagianya. Dalam keadaan seperti itu melakukan tirakat dapat dianggap
sebagai tanda rasa prihatin yang dianggap perlu oleh orang Jawa bila seseorang
berada dalam keadaan bahaya.
Bertapa ( Tapabrata )
Tapabrata dianggap
oleh para penganut Agami Jawi sebagai suatu hal yang sangat penting, Dalam
kesusateraan kuno orang kuno, konsep tapa dan tapabrata diambil langsung dari
konsep Hindu tapas, yang berasal dari buku-buku Veda. Selama berabad-abad para
pertapa dianggap sebagai orang keramat, dan anggapan bahwa dengan menjalankan
kehidupan yang ketat dengan disiplin tinggi, serta mampu menahan hawa nafsu,
orang dapat mencapi tujuan-tujuan yang sangat penting. Dalam cerita-cerita
wayang kita sering dapat menjumpai adanya tokoh pahlawan yang menjalankan tapa.
Orang jawa mengenal
berbagai cara bertapa, dan cara-cara itu telah disebutkan oleh J. Knebel (1897
: 119-120 ) dalam karangannya mengenai kisah Darmakusuma, murid dari seorang
wali di abad ke 16, berbagai cara menjalankan tapa adalah :
1.Tapa ngalong, dengan
bergantung terbalik, dengan kedua kaki diikat pada dahan sebuah pohon.
2.Tapa nguwat, yaitu
bersamadi disamping makam ( nenek-moyang anggota keluarga, atau orang keramat,
untuk suatu jangka waktu tertentu.
3.Tapa bisu, dengan
menahan diri untuk tidak berbicara, cara bertapa semacam ini biasanya didahului
oleh suatu janji.
4.Tapa bolot, yaitu
tidak dan tidak membersihkan diri selama jangka waktu tertentu.
5.Tapa ngidang,
dengan jalan menyingkir sendiri ke dalam hutan.
6.Tapa ngramban,
dengan menyendiri di dalam hutan dan hanya makan tumbuh-tumbuhan
7.Tapa ngambang,
dengan jalan meremdam diri di tengah sungai selama beberapa waktu yang sudah
ditentukan.
8.Tapa ngeli, adalah
cara bersamadi dengan membiarkan diri dihanyutkan arus air di atas sebuah rakit.
9.Tapa tilem, dengan
cara tidur untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa makan apa-apa.
10.Tapa mutih, yaitu
hanya makan nasi saja, tanpa lauk pauk.
11.Tapa mangan,
dilakukan dengan jalan tidak tidur, tetapi boleh makan.
Ketiga jenis tapa
yang tersebut terakhir, sebenarnya juga dilakukan oleh orang-orang yang hanya
menjalankan tirakat aja, oleh karena itu batas antara tirakat dan tapabrata itu
tidak begitu jelas. Walaupun demikian bahwa kita harus memperhatikan bahwa ke 11
jenis tapabrata itu jarang dilakukan secara terpisah, semua biasanya dijalankan
dengan tata urut tersendiri, atau dilakukan dengan cara menggabung-gabungkan.
Oleh karena itu tapa
semacam itu mirip dengan tapas pada orang hindu dahulu, sehingga dengan demikian
ada suatu perbedaan fungsional antara tirakat dan tapabrata. Namun sering
terjadi bahwa orang melakukan tapabrata bersamaan dengan samadi, dengan maksud
untuk memperoleh wahyu. Tentu saja tujuan dari tapa semacam ini adalah untuk
mendapatkan kenikmatan duniawian, akhirnya perlu disebutkan bahwa pada orang
Jawa tapa merupakan salah satu cara penting dan utama untuk bersatu dengan
Tuhan.
Meditasi atau Semedi.
Bahwa meditasi dan
tapa adalah sama, serta perbedaan antara keduanya hanya terletak pada intensitas
menjalankannya saja. Teknik-teknik serta latihan-latihan untuk melakukan
meditasi ada bermacam-macam, yaitu dari yang sangat sederhana, seperti
memusatkan perhatian pada titik-titik hujan yang jatuh ditanah, hingan yang
sukar dan berat dijalankan, seperti menatap cahaya yang terang benderang dari
dalam sebuah gua yang gelap ditepi pantai, dengan gemuruh ombak sebagai latar
belakangnya, sambil berdiri dengan posisi yang sukar selama 12 jam
berturut-turut.
Meditasi atau semedi
memang biasanya dilakukan bersama-sama dengan tapabrata, orang yang melakukan
tapa ngeli misalnya, tidak hanya duduk diatas rakitnya saja sambil mbengong,
tidak berbuat apa-apa, ia biasanya juga bermeditasi. Sebaliknya meditasi
seringkali juga dijalankan bersama dengan suatu tindakan keagamaan lain,
misalnya dengan berpuasa atau tirakat.
Maksud yang ingin
dicapai dengan bermeditasi itu ada bermacam-macam, misalnya untuk memperoleh
kekuatan iman dalam menghadapi krisis sosial ekonomi atau sosial politik, untuk
memperoleh kemahiran berkreasi atau memperoleh kemahiran dalam kesenian, untuk
mendapatkan wahyu, yang memungkinkannya melakukan suatu pekerjaan yang penuh
tanggung jawab atau untuk menghadapi suatu tugas berat yang dihadapinya. Namun
banyak orang melakukan meditasi untuk memperoleh kesaktian ( kasekten )
disamping untuk menyatukan diri dengan sang Pencipta
Nulada laku utomo,
Tumrape wong tanah
jawi
Wong Agung hing
ngeksi ganda Panembahan Senopati
Kapati
hamarsudi,sudane howo lan nepsu
Pinesu
topobroto,tanapihing siang ratri
Amemangun karianak
tyasing sasomo
Samangsane pasamuan,
Memangun
martomartani,
Sinambi hing saben
masa,kalakalaning asepi
Lelana teki
teki,ngayuh geyoganing kayun,
Kayungnyun heninging
tyas ,sanetyasa pinrihatin
Punguh pangah cegah
dahar lawan nindra
Saben nindri saking
wisma
Lelono laladan sepi
Ngisep sepuhing
supana,mrih prana pranaweng kapti
Titising tyas marsudi
, mardawaning budi tulus
Mesu reh masudarman
,neng tepining jolo nidhi
Sruning brata kataman
wahyu jatmiko
MEDITASI
Dalam olah batin, meditasi
menjadi salah satu topik pembicaraan yang tiada habis-habisnya. Tentu hal
tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu
usaha proses untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total.
Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi dan pengalaman temen-temen penulis
yang melakukan laku olah batin serta
berbagai literatur mengenai meditasi.
Tulisan ini merupakan
usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “ Pengembangan Kwalitas
Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses Meningkatkan Kreatifitas dan
Pengetahuan Dunia Gaib “
Apakah Meditasi ?
Mengusahakan rumus
yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah
memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi,
berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri
sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau
perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati
dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut
diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah
kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan
perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.
Perlu segera dicatat,
bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena
pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen,
watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan
kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara gebyah uyah (
pada umumnya ) orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang
dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih
tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu.
Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar
maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan
yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi
ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang
yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya,
umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat
dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan
dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang
demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh
orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena
tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain
yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya.
Cara-cara dan akibat
bermeditasi.
Cara bermeditasi
banyak sekali.
Adapun yang memulai
dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh
ke dalam situasi hening. Lakuknya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk
mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur.
Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak,
bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anada
perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan
selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini
terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda
pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur. Ketika menarik
nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni
dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat.
Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkan
untuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur,
manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan
rasa tenang.
Bermeditasi dengan
usaha melihat cahaya alam semesta, yang dilakukan terus menerus secara teratur,
akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif
seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan
sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil
akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan
yang teratur.
Kesulitan yang paling
berat dalam bermeditasi adalah “ mengendalikan pikiran dengan pikiran “ artinya
anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan “
Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, salah satu cara adalah “
mengososngkan pikiran “ dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu
cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita
ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan
negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus
ketika hendak memasuki meditasi. Secara fisik ada yang berusaha “ mengosongkan
pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri sendiri “ ketika awal
meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung
sendiri.
Jika proses meditasi
yang saya lukiskan tersebit diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda
dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang
akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk
manusia lain
Sesuatu itu jangan
dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses
meditasi, bukan tujuan meditasi.
Jika dalm proses
tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah
putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan.
Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan
menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi.
Untuk dapt berhasil
anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan
tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui
sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti,
teruskan meditasi anda. Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang
dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahas
bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak
lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengatahui apa-apa lagi, kecuali anda
tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami
proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh “ pengetahuan “
tentang alam semesta atau lainnya
Mitologi Jawa
Sejak dahulu orang
Jawa telah mempunyai “ perhitungan “ ( petung Jawa ) tentang pasaran, hari,
bulan dan lain sebagainya. Perhitungan itu meliputi baik buruknya pasaran,
hari, bulan dan lain sebagainya. Khusus tentang hari dan pasaran terdapat di
dalam mitologi sebagai berikut :
1. Batara Surya (
Dewa Matahari ) turun ke bumi menjelma menjadi Brahmana Raddhi di gunung tasik.
Ia menggubah hitungan yang disebut Pancawara ( lima bilangan ) yang sekarang
disebut Pasaran yakni : Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon nama kunonya : Manis,
Pethak ( an ) Abrit ( an ) Jene ( an ) Cemeng ( an ), kasih. ( Ranggowarsito
R.NG.I : 228 )
2. Kemudian Brahmana
Raddhi diboyong dijadikan penasehat Prabu Selacala di Gilingwesi sang Brahmana
membuat sesaji, yakni sajian untuk dewa-dewa selama 7 hari berturut-turut dan
tiap kali habis sesaji, hari itu diberinya nama sebagai berikut
a. Sesaji Emas, yang
dipuja Matahari. Hari itu diberinya nama Radite, nama sekarang : Ahad.
b. Sesaji Perak, yang
dipuja bulan. Hari itu diberinya nama : Soma, nama sekarang : Senen.
c. Sesaji Gangsa (
bahan membuat gamelan, perunggu ) yang dipuja api, hari itu diberinya nama :
Anggara, nama sekarang Selasa.
d. Sesaji Besi, yang
dipuja bumi, hari itu diberinya nama : buda, nama sekarang : Rebo.
e. Sesaji Perunggu,
yang dipuja petir. Hari itu diberinya nama : Respati, nama sekarang : Kemis.
f. Sesaji Tembaga,
yang dipuja Air. Hari itu diberinya nama : Sukra, nama sekarang : Jumat
g. Sesaji Timah, yang
dipuja Angin. Hari itu diberinya nama : Saniscara disebut pula : Tumpak, nama
sekarang : Sabtu.
Nama sekarang
hari-hari tersebut adalah nama hari-hari dalam Kalender Sultan Agung, yang
berasal dari kata-kata Arab ( Akhad, Isnain, Tslasa, Arba’a, Khamis, Jum’at,
Sabt ) nama-nama sekarang itu dipakai sejak pergantian Kalender Jawa – Asli
yang disebut Saka menjadi kalender Jawa / Sultan Agung yang nama ilmiahnya Anno
Javanico ( AJ ). Pergantian kalender itu mulai 1 sura tahun Alip 1555 yang
jatuh pada 1 Muharam 1042 = Kalender masehi 8 Juli 1633. Itu hasil perpaduan
agama Islam dan kebudayaan Jawa.
Angka tahun AJ itu
meneruskan angka tahun saka yang waktu itu sampai tahun 1554, sejak itu tahun
saka tidak dipakai lagi di Jawa, tetapi hingga kini masih digunakan di Bali.
Rangkaian kalender saka seperti : Nawawara ( hitungan 9 atau pedewaan )
Paringkelan ( kelemahan makhluk ) Wuku ( 30 macam a’7 hati, satu siklus 210
hari ) dll.
Dipadukan dengan
kalender Sultan Agung ( AJ ) tersebut, keseluruhan merupakan petungan (
perhitungan ) Jawa yang dicatat dalam Primbon. Dikalangan suku Jawa, sekalipun
di lingkungan kaum terpelajar, tidak sedikit yang hingga kini masih
menggunakannya ( baca : mempercayai ) primbon.
Sadulur Papat Kalima
Pancer
Hitungan Pasaran yang
berjumlah lima itu menurut kepercayaan Jawa adalah sejalan dengan ajaran “
Sedulur papat, kalima pancer “ empat saudara sekelahiran, kelimanya pusat.
Ajaran ini mengandung
pengertian bahwa badan manusia yang berupa raga, wadag, atau jasad lahir
bersama empat unsur atau roh yang berasal dari, tanah, air, api dan udara.
Empat unsur itu masing-masing mempunyai tempat di kiblat empat. Faktor yang
kelima bertempat di pusat, yakni di tengah.
Lima tempat itu
adalah juga tempat lima pasaran, maka persamaan tempat pasaran dan empat unsur
dan kelimanya pusat itu adalah sebagai berikut :
1. Pasaran Legi
bertempat di timur, satu tempat dengan unsur udara, memancarkan sinar ( aura )
putih.
2. Pasaran Paing
bertempat di selatan, salah satu tempat dengan unsur Api, memancarkan sinar
merah.
3. Pasaran Pon
bertempat di barat, satu temapt dengan unsur air, memancarakan sinar kuning.
4. Pasaran Wage
bertempat di utara, satu tempat dengan unsur tanah, memancarkan sinar hitam
5. Kelima di pusat
atau di tengah, adalah tempat Sukma atau Jiwa, memancarkan sinar manca warna (
bermacam-macam )
Dari ajaran sadulur
papat, kalima pancer dapat diketahui betapa pentingnya Pasaran Kliwon yang
tempatnya ditengah atau pusat ( sentrum ) tengah atau pusat itu tempat jiwa
atau sukma yang memancarkan daya – perbawa atau pengaruh kepada “ Sadulu Papat
atau Empat Saudara ( unsur ) sekelahiran.
Satu peredaran “
Keblat papat kalima pancer “ itu dimulai dari timur berjalan sesuai dengan
perputaran jam dan berakhir di tengah
Kejawen
Mari kita mengutip
satu tembang Jawa
Tak uwisi gunem
iki saya akhiri
pembicaraan ini
Niyatku mung aweh
wikan saya hanya ingin memberi tahu
Kabatinan akeh
lire kabatinan
banyak macamnya
Lan gawat ka
liwat-liwat dan artinya sangat gawat
Mulo dipun
prayitno maka itu
berhati-hatilah
Ojo keliru
pamilihmu Jangan
kamu salah pilih
Lamun mardi
kebatinan kalau belajar
kebatinan
Tembang ini menggambarkan
nasihat seorang tua – (pinisepuh) kepada mereka yang ingin mempelajari
kabatinan atau kejawen. Kiranya perlu dipahami bahwa tujuan hakiki dari kejawen
adalah mendapatkan ilmu sejati untuk mencapai hidup sejati, dan berada dalam
keadaan harmonis hubungan antara kawula dan Gusti ( jumbuhing kawula Gusti
)/pendekatan kepada Yang Maha Kuasa secara total.
Keadaan spiritual ini
bisa dicapai oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan, yang mempunyai moral
yang baik dan jujur, beberapa laku harus dipraktekkan dengan kesadaran dan
ketetapan hati yang mantap.Pencari dan penghayat ilmu sejati diwajibkan untuk
melakukan sesuatu yang berguna bagi semua orang melalui rasa hati dan
tindakannya. Cipta, rasa, karsa dan karya harus baik, benar, suci dan ditujukan
untuk mamayu hayuning bawono. Ati suci jumbuhing Kawulo Gusti – hati suci itu
adalah hubungan yang serasi antara Kawulo dan Gusti, tidak perlu diragukan
bahwasanya kejawen merupakan aset dari orang Jawa tradisional yang mengandung
nilai-nilai universal. Pandangan kejawen bisa memberikan sumbangan kepada
perdamaian dan kemakmuran dunia.
Lakukan dengan santai
Beberapa pembaca
mendapatkan bahwa keterangan yang singkat padat mengenai kejawen, seperti yang
sudah diutarakan diatas, yang terdiri dari : kawruh ilmu umum dan
pengalaman-pengalaman beberapa piyayi sepuh sebagai hal yang sangat menarik.
Beberapa orang menghargai tujuan dari ajaran spiritual ini, tetapi katanya
sulit atau berat untuk dilaksanakan, seorang piyayi sepuh memberikan nasehat
yang sederhana : lakukan dengan santai.
Kejawen itu kawruh
ilmu yang fleksibel, pertama-tama kamu diminta untuk memahami, jangan paksakan
diri, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kiranya tidak sulit bagimu untuk
menjadi orang jujur. Sebagai tuntunan moral dan kehidupan, kamu diwajibkan
untuk selalu bersyukur kepada Gusti, Tuhan yang maha kuasa yang telah memberimu
kesempatan hidup didunia ini.
Sebagai orang yang
bertanggung jawab, kamu mempunyai kewajiban :
1. Bekerja dengan patut untuk memenuhi
kebutuhanmu sendiri dan keluarga
2. Peliharalah baik-baik kesehatan ragamu,
sehingga kamu juga akan mempunyai pikiran dan jiwa yang sehat. Merawat raga
dengan baik itu sangat penting untuk semua aktivitas lahir dan batin.
3. Mempunyai budi luhur.
Dengan melakukan kewajiban-kwajiban
diatas, akan lebih mudah bagimu untuk menyumbang kepada masyarakat, orang lain,
negara dan dunia.
Hubungan dengan
Tuhan.
Biasa orang berkata,
bahwa bahwa hubungan dengan Tuhan itu persoalan pribadi. Itu benar, karena
hanya dirimu sendirilah yang tahu, bagaimana hubungan dengan Tuhan, apakah itu
biasa-biasa saja, mendalam atau tulus.Mungkin saja kamu sendiri tidak tahu atau
mungkin kamu berusaha untuk memahami Tuhan, atau sama sekali tidak perduli,
yang penting kamu percaya kepada adanya Tuhan.
Apakah sudah cukup
dengan mengatakan bahwa kamu percaya kepada Tuhan ? orang bijak akan menjawab “
Tidak, itu tidak cukup “. Dalam hatimu, kamu mangagungkan asmaNYA, dan hal yang
paling baik kamu memuja Tuhan. Kamu boleh menyebut Tuhan dalam bahasamu sendiri
atau seperti yang diajarkan oleh agama atau kepercayaanmu, supaya merasa lebih
dekat kepada Tuhan. Orang itu mempunyai yang berbeda-beda, ada orang yang
selalu mumuji Tuhan sejak masa-masa kanak-kanak, ada yang ingat Tuhan hanya
pada waktu mengalami kesulitan, sakit atau menghadapi masalah pelik. Sebagai
pegangan umum, kamu boleh berdoa kepada Tuhan setiap saat, dimanapun, dan dalam
keadaan apapun. Tetapi untuk menjadi lebih dekat kepada Tuhan, kamu diwajibkan
untuk mempunyai waktu khusus untuk menyembahNYA.
Siapkan dirimu,
bersih jiwa raga, ditempat yang bersih dan tenang, bisa dikamar bisa diluar
rumah, ataupun ditempat-tempat suci, katakanlah doamu dan kehendak baikmu
kepada Gusti kang paring nugroho – Tuhan Yang Maha Pengasih yang memberimu
kenyamanan, dengan semua kehendak dan perbuatanmu yang baik, Tuhan akan
memberikan kepadamu kehidupan yang nyaman bagimu dan keluargamu. Para penghayat
kejawen melakukan doa, biasanya pada malamhari sebelum tidur. Pada siang hari
mereka bekerja menunaikan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Persiapkanlah dirimu, berada sendirian dikamar, badan dalam keadaan rilek,
dengan hati yang tenteram, kamu boleh duduk bersila dilantai atau duduk santai
dikursi, katakanlah doamu yang khusuk, katakanlah permohonanmu dengan jelas dan
dengan sepenuh hati. Jangan malu-malu untuk memohon ampun atas segala
kesalahanmu kepada Tuhan dan berjanjilah untuk tidak membuat kesalahan lagi.
Apabila kamu tidak
letih, kamu bisa melakukan latihan spiritual dengan memusatkan seluruh perhatian
kepada Tuhan, dengarkanlah suara nafasmu dengan penuh perhatian, tarik nafas,
keluarkan nafas secara perlahan-lahan selama lebih kurang 10 menit. Lalu dengan
perasaan yang tenteram pergilah tidur, besuk kamu bangun pagi-pagi dengan badan
yang fit dan pikiran yang jernih, siap untuk bekerja.
Lakukanlah ini secara
teratur, sampai kamu merasa bahwa itu sama sekali tidak merupakan beban bagimu.
Itu kewajiban yang kamu kerjakan dengan senang hati, kamu bisa menambahkan
waktu dari latihan pernafasan menjadi 15 atau 20 menit atau lebih, tetapi
ingat, jangan memaksakan kemampuan ragamu. Apabila kamu masih mempunyai waktu
dan tidak capai pergilah keluar rumah, berdirilah dibawah langit kira-kira
selama 5 menit untuk menghirup udara bersih, tetapi bila keadaannya tidak
memungkinkan, misalnya karena hujan, cuaca buruk dan lain-lain, bukalah jendela
untuk beberapa saat atau berdiri di balkom rumah itu sangat bagus menentramkan
pikiran dan hatimu.
Sebisa mungkin itu
lakukan dengan teratur pada waktu kamu sehat, oleh karena itu menjaga kesehatan
itu penting, komsumsilah makanan yang berkualitas baik dengan lebih sedikit
daging, lakukan olah raga atau senam secara teratur, bekerjalah dengan baik,
beristirahatlah yang cukup lalu sediakan waktu untuk beberapa menit untuk
berdoa dan melakukan latihan spiritual, dengan begitu kamu akan mempunyai
keseimbangan hidup, kamu mempunyai hidup normal dan pada waktu yang bersamaan
kamu lebih dekat kepada Tuhan.
Orang baik dan sehat.
Dengan cara melakukan
cara hidup seperti diatas, kamu menjdi sehat secara fisik dan mental, dalam
keadaan lebih baik. Dalam pekerjaan kamu menjadi lebih produktif, dalam
keluarga kamu menjadi lebih baik, kamu hidup dengan bahagia, kamu menjadi lebih
bijak, orang yang suka menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Biasanya
secara normal latihan pernafasan itu baik untuk kesehatanmu, itu membuat
jantungmu lebih kuat dan badanmu dalam kondisi yang lebih baik.
Latihan pernafasan
atau yang lebih serius disebut meditasi atau dalam Jawa disebut Semedi, baik
juga untuk pikiran dan perasaanmu, itu akan membuat kamu lebih sabar dan kamu
akan mampu mengontrol dengan lebih mudah segela kehendak. Kamu berada dalam
jalan yang benar, kalau kamu merasa seperti itu, artinya kamu adalah orang baik
dan sehat, kamu adalah aset berharga untuk keluargamu dan masyarakat, artinya
itu sempurna lanjutkanlah lakumu dengan penuh percaya diri.
Kamu hidup dijalan
yang baik dan benar, diberkahi oleh Tuhan, kamu sehat mempunyai pikiran yang
logis, dan jiwa yang bersih, kamu selalu berdoa dan melakukan meditasi. Kamu
menghendaki untuk memperdalam ilmu spiritualmu supaya lebih dekat kepada Tuhan,
untuk mengetahui rahasia hidup.
Sekarang, kamu siap
untuk menumbuhkan rasamu, itu tidak sulit, lakukanlah terus meditasi
denganposisi ( patrap ) yang sama yang enak buat kamu, kamu akan memperbaiki
kualitas dari latihan pernafasan, kalau tidak “ tarik nafas “ dan “ keluarkan
nafas “ sekarang menjadi :
1. Tarik nafas, pelan, tenang
2. Tahan nafas, umtuk beberapa saat
3. Keluarkan nafas, pelan, tenang
Fokuskan pandangan ke
pucuk hidungmu, dengarkanlah baik-baik suara nafasmu, ini supaya kamu tidak
memikirkan hal lain. Cobalah untuk mengkonsentrasikan pikiran rasa kepada Tuhan
Yang Maha Agung. Lakukan itu dengan santai untuk 10, 15 atau 30 menit kalau
tidak capai dan ada waktu., kerjakan itu setingkat demi setingkat dan jangan
pernah memaksakan diri.
Latihan ini
menumbuhkan roso sedikit demi sedikit, bersamaan dengan tumbuhnya roso, cipta juga
akan tumbuh, ketika cipta lebih kuat, keinginan baik akan terealisir. Sementara
itu sedikit demi sedikit roso akan menjadi roso sejati, roso sejati ini adalah
pemberian dzat yang suci, kamu mempunyai itu namun kamu harus menumbuhkannya.
Secara spiritual, roso sejati bisa menerima sasmita ( pesan ) dan dawuh atau (
perintah ) yang selalu benar dari hidupmu yang sejati. Jadi latihan itu bisa
merupakan latihan untuk cipta dan pada saat lain untuk roso, sekali lagi
lakukan dengan sikap santai, jangan memaksa diri, lalu pergilah keluar rumah
untuk mengirup udara segar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, inilah
cara yang efektif untuk membantu menumbuhkan roso.
Saudara-saudara halus
Harap dibaca kembali
artikel Cipta Tunggal bab.16 untuk mengingat kembali siapakan mereka itu,
mereka itu selalu bersama kamu, menjaga kamu dimanapun kamu berada. Mungkin
kamu tidak menyadari bahwa mereka itu menolongmu dalam setiap saat kegiantanmu,
mereka akan senang, bila kamu memperhatikan mereka, mengetahui akan keberadaan
meraka. Adalah bijaksana untuk meminta mereka supaya berpatisipasi dalam setiap
kegiatan yang kamu lakukan, seperti : minum, makan, belajar, bekerja, meyopir,
mandi dam lain-lain.
Dalam batin kamu
mengundang mereka, misalnya :
1. Semua saudara halusku, saya mau makan,
bantulah saya ( ewang-ewangono ) artinya mereka itu akan membantumu, sehingga
kamu selamat pada saat makan dam makanan itu juga baiak untukmu.
2. Semua saudara halusku, bantulah saya untuk
menyopir mobil dengan selamat sampai kantor. Ini artinya kamu kan menyopir
dengan selamat sampai ke kantor, tidak ada kecelakaan yang terjadi pada kamu,
pada mobil dan yang lain-lain.
3. Semua saudara halusku, saya akan bekerja,
bantulah saya supaya bisa meyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan lain-lain.
Tetapi kamu jangan
meminta partisipasi mereka pada waktu kamu mau tidur, untuk hal itu kamu harus
berkata : saya mau tidur lindungilah saya ( reksanen ) pada waktu saya tidur,
kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, bangunkanlah saya, sambil
membaringkan badan ditempat tidur sebelum menutup mata, dengan meletakkan
tangan kanan didada, menyentuh jantung, katakanlah : “ saya juga hidup “
Dengan mengenali
mereka artinya kamu memperhatikan mereka dan sebaliknya mereka pun mengurusi
kamu. Kalau kamu tidak memperhatikan mereka, mereka tidak akan berbuat apapun
untuk menolongmu, mereka mengharap supaya secepatnya kamu kembali ke asalmu,
supaya mereka itu secepatnya terbebas dari kewajibannya untuk mendampingimu.
Ketika kamu kembali kealam kelanggengan, mereka juga akan pergi dan berharap
diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan sebagai manusia
dengan jiwa dan raga dalam hidup baru mereka di dunia.
Weton adalah
peringatan hari lahir seseorang yang terjadi setiap 35 hari sekali. Untuk orang
Jawa tradisional mengetahui wetonnya itu penting dan harus diingat kapan
wetonnya itu, dengan mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran seseorang bisa
ditentukan hari wetonnya.
1. Pada saat weton biasanya akan dibuat
semacam sesaji sederhana yang berupa secawan bubur merah putih dan satu gelas
air hangat. Pemberian ini adalah untuk saudara-saudara halus, dengan
mengatakan: ini untuk semua saudara halusku, aku selalu ingat kamu, mengenali
kamu, maka itu bantulah dan jagalah aku. Sesaji sederhana ini juga untuk
mengingatkan dan bersyukur kepada ibu dan ayah, karena melalui merekalah kamu
dilahirkan dan hidup di dunia ini. Selanjutnya untuk mengingat dan menghormati
para leluhur dab yang paling penting untuk mengingat dan memuji Sang Pencipta Hiduo,
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Cara yang
lengkapuntuk meyebut saudara-saudara halus tersebut adalah : Mar marti, kakang
kawah, adi ari-ari, getih puser sedulur papat, kalimo pancer .
- Bantulah saya
........................(katakan apa keperluanmu)
- Jagalah saya pada waktu saya tidur
Sebaliknya kamu
menyebut nama mereka dengan lengkap sehingga kamu menjadi biasa dengan mereka
(jumbuh) misalnya untuk beberapa bulan. Sesudah itu kamu boleh memanggil mereka
semua : saudara halusku.
Tetapi pada saat kamu
berdoa atau meditasi, kamu menyebut dengan nama lengkap, juga pada saat kamu
memberikan sesaji untuk mereka, katakanlah nama mereka satu demi satu. Kamu
hendaknya tahu bahwa kakang kawah dan adi ari-ari adalah yang paling banyak
membantu kamu. Kakang kawah selalu berusa dengan sebaik-baiknya supaya semua
keinginan dan usahamu terealisir sedangkan adi ari-ari selalu berusaha
menyenangkan kamu.
Oleh karena itu pada
saat kamu akan melakukan hal yang penting atau sebelum berdoa, sesudah
menyebutkan nama lengkap mereka satu persatu, ulangi lagi dengan menyebut
kakang kawah dan adi ari-ari untuk membantumu.
2. Selain memberikan sesaji kepada
saudara-saudara halus kamu bisa menyucikan diri, antara lain dengan cara
berpuasa selama 24 jam, hanya makan buah dan sayuran ; makan nasi putih dan
minum air putih ; tidur sesudah tengah malam atau tidak tidur sama sekali dan
lain-lain.
Ada juga yang
melakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu satu hari sebelum weton, pada
saat weton dan sehari sesudah weton yang disebut Ngapit.dengan selalu meminta
partisipasi dari saudara-saudara halusmu, ini berarti kamu aktif secara lahir
maupun batin
Yang melakukan
sesuatu itu bukan hanya aku, tetapi Ingsun yaitu aku-lahir, luar (jobo) bersama
dengan aku dari batin (jero). Maka itu orang Jawa yang mau melakukan hal
penting berkata : Niat Ingsun.
Dengan melakukan laku
spiritual seperti tersebur diatas, biasanya orang berharap supaya hidupnya
selamat dan sejahtera, atau untuk penghayatan ilmu sejati merasa lebih dekat
kepada hidup sejati atau kasunyatan.
sumber diambil dari
:http://karatonsurakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar